150 Pantun Nasehat Belajar di Rumah dan di Sekolah

Pantun Nasehat Belajar Di Rumah Dan Di Sekolah – Halo sobatsiana, pada kesempatan ini saya akan kembali untuk berbagi pantun pendidikan. Pantun ini dapat dijadikan sebagai motivasi kalian dalam membangun semangat belajar di rumah dan di sekolah.

Pantun Nasehat Belajar

Pantun ini ada banyak sekali jumlahnya, bisa dikatakan ada ratusan kata. Jadi silahkan sobat pilih sesuai dengan kebutuhan. Pantun ini ada banyak jenis pembahasannya namun masih dalam satu tema pendidikan.

Pohon jati tumbuh berjajar,
Daunnya untuk membungkus ikan.
Jika engkau rajin belajar,
Manfaatnya engkau yang rasakan.

Harum sekali mangga kweni,
Sayang hanya untuk titipan.
Belajar tekun di hari ini,
Akan bahagia di masa depan.

Buah kelapa banyak minyaknya,
Tokek suka menjilat ludahnya.
Orang yang banyak ilmunya,
Tentu dia mudah hidupnya.

Ayam hutan ayam bekisar,
Banyak dijual di tengah pasar.
Di waktu kecil malas belajar,
Sengsara dia di waktu besar.

Hari panas badannya gerah,
Tetap bekerja meskipun lelah.
Masa depanmu akan cerah,
Jika belajar rajin di sekolah.

Di puncak gunung ada perunggu,
Saat dicari tak ketemu.
Masa depan sedang menunggu,
Anak berprestasi penuh ilmu.

Sholat subuh saat fajar,
Setelah sholat bunga disiram.
Siapa yang malas belajar,
Masa depannya akan suram.

Burung gelatik minum tajin,
Mencari makan waktu siang.
Anak cantik pastilah rajin,
Jika belajar hatinya riang.

Kancil lari tidak terkejar,
Rusa lari sambil berputar.
Sekarang kita mulai belajar,
Supaya jadi anak yang pintar.

Lebar-lebar daun talas,
Untuk membungkus nasi ketan.
Siapa yang belajarnya malas,
Nanti mirip orang utan.

Kalau sedang makan talas,
Di bawah pohon duduk anteng.
Siapa yang ribut di kelas,
Nanti pacarnya monyet ganteng.

Pantun Semangat Belajar

Bagi ayah dan bunda ayo dukung anak kalian untuk belajar di rumah. Dengan cara memberikan pantun semangat belajar kepada mereka juga menjadi salah satu penyemangat mereka. Silahkan ayah dan bunda simak kumpulan pantun semangat belajar berikut ini!

Buah mangga buah kweni,
Dimasak dengan buah sukun.
Hebatnya anakku ini,
Wajahnya cantik orangnya tekun.

Kalau hendak memetik sukun,
Petik sukun berpohon rendah.
Kalau belajar dengan tekun,
Ilmu didapat dengan mudah.
Anak rajin otaknya pintar.

Waktu magrib pergi ke surau,
Sore ini ada khataman.
Kalau belajar jangan bergurau,
Jangan bercanda dengan teman.
Kalau tamu dari Belanda,
Nanti ingin menangkap rusa.
Kalau kamu banyak bercanda,
Nanti bodoh sepanjang masa.

Jangan sombong jangan angkuh,
Di dalam pagar ada kemumu.
Belajar itu bersungguh-sungguh,
Agar cepat masuknya ilmu.

Kalau kamu bertemu panda,
Bulunya lebat bagaikan busa.
Kalau kamu sering bercanda,
Pelajaran tak ada yang bisa.

Langit luas warnanya biru,
Diciptakan Rabbul Izzati.
Perhatikan penjelasan guru,
Supaya engkau mudah mengerti.

Awan tinggi berwarna putih,
Bentuknya seperti kepala tupai.
Setelah mengerti coba berlatih,
Supaya kamu bertambah pandai.

Kura-kura mudah dikejar,
Tak dapat ia cepat berlari.
Ilmu didapat dengan belajar,
Belajar harus sepenuh hati.

Ada muslimah memakai cadar,
Alangkah cantik memakai cindai.
Sewaktu kecil rajin belajar,
Sudah besar menjadi pandai.

Putih putih bunga melati,
Tumbuh dekat pohon setanggi.
Siapa orang rendah hati,
Derajatnya akan tinggi.

Jalan-jalan salah alamat,
Sampai pula ke Bukit Tinggi.
Kepada orang tua mesti hormat,
Itulah tanda anak berbakti.

Putri cantik Tulang Bawang,
Memakai gaun warna merah.
Ingin sukses, harus berjuang,
Kalau kalah jangan menyerah.

Bertanam di ladang banyak hama,
Tanam padi tumbuh rumputnya.
Jangan jauh dari agama,
Jika ingin hidup bahagia.

Kalau keladi sudah ditanam
Jangan lagi meminta balas
Kalau budi sudah ditanam
Jangan lagi meminta balas

Bunga cina di atas batu
Daunnya lepas ke dalam ruang
Adat dunia memang begitu
Sebabnya emas budi terbuang
Diantara padi dengan selasih

Yang mana satu tuan luruhkan
Diantara budi dengan kasih
Yang mana satu tuan turutkan
Pisang emas dibawa berlayar

Masak sebiji di atas peti
Hutang emas boleh dibayar
Hutang budi dibawa mati
Anak angsa mati lemas

Mati lemas di air masin
Hilang bahasa karena emas
Hilang budi karena miskin
Air melurut ke tepian mandi

Kembang berseri bunga senduduk
Elok diturut resmi padi
Semakin berisi semakin tunduk
Anak ayam turun sepuluh

Mati satu tinggal Sembilan
Tuntut ilmu bersungguh-sungguh
Suatu jangan ketinggalan
Buah cempedak bentuknya bujur

Sangat disukai oleh semua
Jika kita bersikap jujur
Hidup kita dipandang mulia
Kemuning di tengah balai

Bertumbuh terus semakin tinggi
Berunding dengan orang tak pandai
Bagaikan alu pencungkil duri

Perang ditetak ke batang sena
Belah buluh taruhlah temu
Barang dikerja takkan sempurna
Bila tak pernah menaruh ilmu

Adakah perisai bertali rambut
Rambut dipintal akan cemara
Adakah misai tahu takut
Kami pun muda lagi perkasa

Banyak batang tumbuh cendawan
Cendawan kukur jalan ke huma
Banyak orang mengaku pahlawan
Sambutlah pukul tikam pertama

Hang jebat hang kesturi
Budak budak raja Melaka
Jika hendak jangan dicuri
Mari kita bertentang mata

Esa elang kedua belalang
Takkan kayu berbatang jerami
Esa hilang dua terbilang
Takkan melayu hilang di bumi

Berburu ke padang datar
Dapatkan rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagaikan bunga kembang tak jadi

Alangkah ramai di hari raya,
banyak orang bersuka cita.
Dengarlah wahai muda belia,
inilah pantun nasehat agama.

Akhir pekan pergi berkemah,
masak nasi masihlah mentah.
Dengarlah wahai para muslimah,
belajarlah taat pada perintah.

Bulan bulat saat purnama,
sungguh indah dipandang mata.
Perintah Allah yang utama,
agar kita beroleh surga.

Pak tani menanam tombat,
tomat mengandung banyak serat.
Jika ingin selalu terhormat,
tutup olehmu seluruh aurat.

Hujan turun rintik-rintik,
jalan licin kaki terjerembab.
Di sisi Allah dipandang cantik,
jika engkau kenakan hijab.

Durian runtuh jatuh ke dahan,
bertiup angin dari Tanjung Pinang.
Tunduk patuh pada Tuhan,
hati teduh jiwapun tenang.

Siapa melangkah ke arah Barat,
mungkin ia sudah tersesat.
Siapa yang mengubar aurat,
berarti dia ahli maksiat.

Jika tubuh mendapat luka,
terasa pedih jiwa raga.
Jika aurat engkau buka,
bagaimana mendapat surga.

Batik Solo banyak coraknya,
amat sulit memilihnya.
Cantik di dunia sementara,
cantik di surga selamanya.

Dingin angin waktu subuh,
sarapan dulu dengan kolak.
Kenakan hijab pada tubuh,
belajar mulia pada akhlak.

Kue lemang buatan janda,
makan pempek campur cuka.
Setan memang datang menggoda,
agar engkau menjadi durhaka.

Payakumbuh desa perbukitan,
jalan berliku banyak kelokan.
Tunaikan segenap kebaikan,
apapun yang dapat engkau lakukan.

Hilang orang di bilik dara,
ayah ibunya pasti marah.
Bila berjumpa dengan saudara,
hendaknya engkau berwajah cerah.

Kalau turun mencari rawa,
mengalir air dengan tenang.
Hormati yang lebih tua,
pada yang muda mesti sayang.

Paras cantik amat rupawan,
tambah manis dengan senyuman.
Didik hati untuk dermawan,
untuk mendapat kasih Tuhan.

Bukit barisan tanahnya subur,
menanam jagung di tanah gembur.
Jauhkan diri dari takabur,
iri dengki mesti dikubur.

Gadis Aceh menari seudati,
mata memandang tiada henti.
Tawadhu merendahkan hati,
tanda iman di dalam hati.

Apa tanda akhir zaman?
banyak orang yang menyimpang.
Apa tanda orang beriman,
dada tenang jiwanya lapang.

Bongkah batu dipenggal-penggal,
dibakar lama dalam bara.
Lima waktu kalau ditinggal,
alamat badan akan sengsara.

Ke kota Mekah naik haji,
Banyak orang di kota Mina.
Mari-mari kita mengaji,
Belajar Al Quran banyak pahala.

Belajar anak di atas jerami,
Lalu bermain jungkat jungkit.
Sayangi yang ada di Bumi,
Kan disayang oleh yang di langit.

Luka kaki tertusuk duri,
Duri tajam bagai besi.
Hapus dari hati segala iri,
Dengan cinta kasih kita mengisi.

Sholat maghrib sudah dimulai,
Lari kancil dengan kelinci.
Jika kamu saling mencintai,
Ikatlah dengan janji suci.

Kalau sudah tua usia,
Kulitpun akan mulai mengkirut.
Cintai olehmu sesama manusia,
Dendam mendendam usah diturut.

Indah sekali kulit rusa,
Bermain di taman berbatu-batu.
Kasih Ibu sepanjang masa,
Takkan musnah ditelah waktu.

Bapak membuat sapu lidi,
Menghias rumah dari tanduk.
Mari belajar dari padi,
Makin berisi makin tunduk.

Jernih air dalam telaga,
Sejuk air banyak ikannya.
Sopan santun harus dijaga,
Itulah tanda akhlak yang mulia.

Masih kecil masih belia,
Bermain anak ke rumah tetangga.
Akhlak yang paling mulia,
Akan dekat dengan Nabi di surga.

Anak gembala pergi merumput,
Pulang ke rumah membawa beras.
Kepada ibu lemah lembut,
Jangan pernah berkata keras.

Ibu-ibu beli tomat,
Hujan turun sangat lebat.
Kepada guru taruhlah hormat,
Agar engkau tahu adat.

Ikan gabus dalam kolam,
Anak kecil main di taman.
Bunga di rawat, pohon ditanam,
Agar lingkungan kita makin nyaman.

Hari panas minum selasih,
Bunga mekar tempat si kumbang.
Lingkungan sangat indah dan bersih,
Pohon menghijau, bunga berkembang.

Kancil sedih karena kehilangan,
Sedih kalah dalam perlombaan.
Buang sampah jangan sembarangan,
Lingkungan sehat jadi dambaan.

Gunung Ciremai sangat indah,
Indahnya memang juara.
Lingkungan hidup adalah anugerah,
Jangan dirusak, mari dipelihara.

Naik kereta turun di Gambir,
Main di kota lupa pulang.
Banyak kota alami banjir,
Karena pohon banyak ditebang.

Burung bangau turun ke rawa,
Mencari ikan, ikan sepat.
Berangkat sekolah selalu berdoa,
agar diberi ilmu bermanfaat.

Baju baru di hari raya,
Sungguh indah dipandang mata.
Ilmu itu bagaikan cahaya
Penerang jalan di malam gulita.

Beli baju warna merah,
Bungkus satu lupa dibawa.
Jadi anak jangan suka marah,
Kalau suka marah cepat tua.

Sayur tumis kasih tomat,
Pergi ke pasar membeli bahan.
Belajarlah hidup hemat,
Beli barang sesuai kebutuhan.

Bambu betung bambu belah,
Burung kecil hinggap di pagar.
Tidur siang sepulang sekolah,
Agar badan kembali segar.

Pergi ke ladang tanam pepaya,
Sudah matang enak rasanya.
Rumah tangga akan bahagia,
Bila pondasinya adalah agama.

Jalan-jalan ke kota Kedah,
Naik motor kita berdua.
Menikah adalah ibadah,
Jalan menuju jiwa bertaqwa.

Pasti datang hari Hisab,
Ruh mukmin harumnya wangi.
Jadilah suami yang bertanggung jawab,
Memimpin, mengayomi, dan melindungi.

Beli tiket ke kota Lahat,
Lewat sungai lewat darat.
Istri yang terbaik selalu taat,
Mengharap pahala di akhirat.

Tubuh tegap sehat perkasa,
Gigi putih tidak berongga.
Dekat diri kepada Yang Esa,
Agar sakinah mawadah rumah tangga.

Dari ke Jakarta ke kota Penang,
Orang lari hendak dikejar.
Pagi hari hatiku senang,
ke sekolah hendak belajar.

Sungguh indah memandang taman,
Duduk santai hingga siang.
Di sekolah banyak teman,
Bermain belajar hatiku riang.

Ke padang datar hendak berburu,
Padang rumput luas dan lebar.
Aku rindu pada Bu Guru,
Yang baik hati dan penyabar.

Langit cerah terlihat biru,
Kutilang terbang berputar-putar.
Terimakasih Ibu Bapak Guru,
Karena engkaulah kami jadi pintar.

Hari hujan makan talas,
Perahu besar belum berlabuh.
Kalau sudah di dalam kelas,
Dengarkan guru jangan bergaduh.

Buah kelapa muat di perahu
Agar dijual nanti dipasar
Barang siapa rajin berguru
Tentu menjadi orang pintar

Apalah guna memakai galah
Perahu digalah tak juga laju
Apalah guna kita bersekolah
Diajar guru tidak mau tahu

Hari yang panas amat teriknya
Tanah merah debu beterbangan
Anak malas buruk tabiatnya
Tidak malu diri ketinggalan

Kemana kancil akan dikejar
Masuk belukar tempatnya lari
Dimasa kecil rajinlah belajar
Jikalau besar selamatlah diri

Padi sawah lebat menguning
Marilah menuai beramai-ramai
Selagi sekolah kita dibimbing
Menuntut ilmu agar pandai

Burung elang terbang tinggi
Lalu hinggap di dahan jati
Selagi muda bercita tinggi
Terus berjuang hingga mati

Padi menguning di tengah sawah
Laksana emas indah warnanya
Kita dibimbing di waktu sekolah
Ilmu yang luas besar gunanya

Hewan landak berbulu kasar
Berlari masuk ke lubang batang
Jikalau anak kurang ajar
Laksana nasi setengah matang

Mengawang burung terbang
Lalu kembali hinggap ke sarang
Bercita tinggi tidak menerawang
Namun teada henti kita berjuang

Bus kampung menderu-deru
Ayolah ikut siapa yang mau
Barangsiapa cinta ilmu dan guru
Menuntut ilmu tiada pernah jemu

Parang tajam tidak berhulu
Buat menetak si pokok Ru
Jikalau belajar tekun selalu
Jangan ingkar nasehat guru

Ramai orang menggali perigi
Ambil buluh diikat kuat
Ilmu dicari tidaklah merugi
Jadi bekal di dunia dan akhirat

Berakit-rakit kita ke hulu
Berenang-renang kita ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

Pinang muda dibagi dua
Anak burung mati diranggah
Dari muda hingga ke tua
Ajaran baik jangan diubah

Buah cempedak diatas pagar
Pakai galah mohon jolokkan
Saya insan baru belajar
Jika salah mohon dituntun

Buah masak dipilah-pilah
Bawa kepasar dengan pedati
Barang siapa enggan sekolah
Jikalau besar menyesal nanti

Rusa lari ke padang datar,
harimau datang tuk mengejar.
Jika ingin tambah pintar,
tentu kita harus belajar.

Tinggi badan amat semampai,
petani pergi mengambil talas.
Rajin belajar pangkal pandai,
semangat terus jangan malas.

Air jeruk dalam gelas,
makan roti dengan keju.
Niatlah belajar dengan ikhlas,
hanya Allah yang dituju.

Obat mujarab sedang diramu,
mengambil obat dengan tangga.
Saat insan mencari ilmu,
semakin dekat jalan ke surga.

Keliling kota naik becak,
walau lama tiada jemu.
Banyak-banyak engkau membaca,
membaca adalah kunci ilmu.

Bukit berbaris banyak batunya,
di padang datar kita bertemu.
Main game ada waktunya,
kerjakan dahulu PR dan tugasmu.

Untuk apa hati kesal,
lebih baik memaafkan.
Banyak orang yang menyesal,
karena sering malas-malasan.

Siapa suka melihat panda,
panda turun ke tanah rawa.
Siapa yang malas di masa muda,
akan bekerja keras di waktu tua.

Air tajin diminum kuda,
barang bekal telah dibawa.
Siapa yang rajin di waktu muda,
hidup bahagia ketika tua.

Membentang langit biru,
duduk sendiri di atas papan.
Dengarlah nasehat guru,
amalkan dalam kehidupan.

Tinggi gunung tak tergapai,
gunung biru jauh di seberang.
Jika murid menjadi pandai,
hati gurupun ikut senang.

Bambu kuning dibuat kursi,
bambu untuk layang-layang.
Kalau kita banyak prestasi,
ayah ibu semakin sayang.

Belang-belang badan rusa,
rusa main di taman indah.
Tuhan kita Tuhan Esa,
kepada-Nya saja kita ibadah.

Tinggi bayam berjengkal-jengkal,
bayang dijinjing karena ringan.
Kepada Allah bertawakal,
tempat diri mohon pertolongan.

Mahal harga batu permata,
perhiasan putri amat mewah.
Kepada Allah kita meminta,
petunjuk serta jalan hidayah.

Putih warna kapur barus,
merah-merah buah tomat.
Titilah jalan yang lurus,
yang penuh nikmat serta rahmat.

Pergi ke ladang tanam ubi,
berceceran biji dan benih.
Mengikut diri ke jalan Nabi,
ridha Allah kita raih.

Belajar Tegakan Sholat

Burung terbang jauh melayang,
pergi pagi datang siang.
Agama Islam memiliki tiang,
tiang kuat namanya sembahyang.

Ibu membeli sebuah gelang,
perut lapar segera makan.
Lima waktu jangan hilang,
dimanapun selalu tunaikan.

Guntur berbunyi terlihat kilat,
angin berhembus dari Barat.
Siapa yang mendirikan sholat,
itulah tanda pribadi yang taat.

Pohon tinggi jatuh membayang,
jalan setapak dari Ketapang.
Siapa yang tunaikan sembahyang,
sejuk hati dadapun lapang.

Benih padi disemaikan,
sebelum ia ditanamkan.
Sholat isya ditunaikan,
sebelum mata dipejamkan.

Membentang luas langit biru,
langit senja bagai perunggu.
Sholat subuh mesti diburu,
pahala besar selalu menunggu.

Sebelum puasa mari sahur,
lidah pahit berkumur-kumur.
Tunaikan pula sholat dzuhur,
insyaallah hatinya makmur.

Pagi hari pergi ke pasar,
membeli seekor ayam bekisar.
Istiqomah sholat ashar,
pasti jiwa tak pernah gusar.

Tupai lompat mencari kentang,
kentang habis tinggal ikan.
Sholat magrib waktu petang,
jangan pernah ditinggalkan.

Jalan-jalan ke negeri Kedah,
lihat bunga banyak merekah.
Hendaknya belajar beribadah,
agar hidup beroleh berkah.

Pantun Tentang Zakat

Hidup sederhana selalu hemat,
itulah yang diperintahkan syariat.
Ayo muslimin dan muslimat,
mari kita keluarkan zakat.

Burung dara terbang ke rawa,
mata memandang kawanan rusa.
Zakat fitrah penyuci jiwa,
setelah selesai berpuasa.

Rumah gedung dari bata,
bukan istana untuk raja.
Zakat mal penyuci harta,
harta buruk dibuang saja.

Jalan ke kota dilebarkan,
indah desa jangan dilewatkan.
Dengan zakat kita diajarkan,
untuk jadi pribadi dermawan.

Pantun Tentang Belajar Berpuasa

Kenapa harus jauhkan dosa,
supaya tidak masuk neraka.
Kenapa kita harus berpuasa,
supaya jadi insan bertakwa.

Malam hari minum susu,
minum susu membuat pandai.
Puasa menahan hawa nafsu,
sabar jiwa akan tergapai.

Guru mengajar banyak jasa,
kebaikan mereka jangan dilupa.
Mari belajar berpuasa,
di bulan ramadhan banyak pahala.

Menggali tanah mendapat emas,
emas terhimpit batu belah.
Jadi anak jangan pemalas,
ayo rajin ke sekolah.

Pohon jati tumbuh berjajar,
pandai berpantun orang Banjar.
Jika kita malas belajar,
cita-cita tak kan terkejar.

Pohon talas tumbuh di taman,
daunnya basah tersiram hujan.
Orang pemalas tak punya teman,
hidupnya susah sendirian.

Seram sangat Bukit Hantu,
pergi sendiri membawa lampu.
Orang lain enggan membantu,
jika malas jadi tabiatmu.

Makan baso tambah cuka,
tangan kotor hendak dibilas.
Banyak orang tidak suka,
pada anak yang pemalas.

Lama sudah tidak bertemu,
bertemu sekali meminum jamu.
Jauhkan malas dari hidupmu,
niscaya cerah masa depanmu.

Ada arang jatuh ke panci,
bunga mawar banyak duri.
Banyak orang yang benci,
pada pemalas tak tau diri.

Duduk melamun tuan raja,
menatap lukisan ular naga.
Hidup ini harus bekerja,
berupaya sekuat tenaga.

Satu lari satu mengejar,
jangan pula berputar-putar.
Hormati guru yang mengajar,
niscaya dirimu jadi pintar.

Cahaya pagi terasa hangat,
sarapan pagi makan ketupat.
Pergi sekolah penuh semangat,
niscaya banyak ilmu didapat.

Keliling desa naik delman,
masa indah elok dikenang.
Di sekolah banyak teman,
hati gembira sangat senang.

Beras putih dalam goni,
panjang ekor ikan pari.
Jadilah anak yang berani,
tunjukan bakat potensi diri.

Hujan berhenti angin berlalu,
terang kembali langit biru.
Jangan suka malu-malu,
kalau diperintah oleh guru.

Naik gunung melihat kabut,
walau lelah terasa seru.
Di kelas jangan ribut,
harap tenang dengarkan guru.

Pisau sembilu banyak gunanya,
untuk mengiris daging domba.
Hatiku selalu merasa bahagia,
kalau bisa belajar bersama.

Tahukah kamu buah kemumu,
jenis mangga untuk jamu.
Giat belajar menuntut ilmu,
belajar di sekolah tak pernah jemu.

Kalau kancil sedang dikejar,
ia lari ke tengah pasar.
Ketika kecil rajin belajar,
akan pandai di waktu besar.

Pesta kecil makan-makan,
semua hadiah dipersembahkan.
Ilmu yang ada diamalkan,
niscaya akan ditambahkan.

Walau hati sedang bingung,
jangan pula merasa susah.
Walau ilmu setinggi gunung,
tak diamalkan apa gunanya.

Rusa kecil diam terkurung,
kurang makan kurang minum.
Cari ilmu jangan murung,
cerialah selalu banyak tersenyum.

Akhir Kata

Nah, itulah kumpulan Pantun Nasehat Belajar di rumah dan di sekolah yang dapat saya sajikan, semoga pantun ini dapat bermanfaat dan bisa menjadi referensi bagi sobat semuanya. Janganlupa baca juga koleksi pantun cinta romantis di blog ini, karena ada banyak bait pantun di dalamnya. Sampai jumpa lagi di pembahasan pantun yang lainnya.

Nilai Kualitas Konten

Tinggalkan komentar

error: Content is protected !!