Pantun Sindiran Lucu Untuk Teman, sahabat, orang tua dan Pacar – Halo sobatsiana, selamat sore hari Kamis, pada kesempatan ini saya akan berbagi kembali sebuah Pantun Lucu dan sangat kocak. Pantun ini bertemakan Sindiran, jadi pantun yang saya sajikan dibawah ini banyak makna dengan maksud menyindir, baik itu menyindir teman, pacar atau seorang sahabat. Bagaimana keseruannya, silahkan sobat simak pada bait pantun berikut ini!
Pantun Sindirian
Namanya hidup tentu tidak akan berwarna jika tidak ada pembedanya atau tidak ada rasa manis, asin dan pahitnya. Oleh karenanya disini saya akan berbagi pantun sindirian yang bisa sobat jadikan sebagai referensi bagi sobat yang ingin menyindir teman, pacar atau sahabat melalui pantun.
Gendong tas diatas bahu
Asal jangan sampai roboh
Kalau ingin serba tahu
Tinggalkan jiwa masa bodoh
Dalam kolam ada kura-kura
Hebat bergeming di air pekat
Kalau kamu suka sandiwara
Jadi aktris mudahlah sangat
Ada paku jatuh di taman
Ada wanita memakai tasbih
Ada orang ngakunya teman
Tapi rupanya pengen yang lebih
[Ini pasti orang yang lagi pdkt…]
Memang asyik membaca roman
Sayang lampu sangat redup
Awalnya sih ngaku teman
Pengen hati jadi teman hidup
[Nah, ini pasti kamu ya…?
Kuda berlari di arena pacu
Semakin semangat dengar teriakan
Kekasihku ini agak lucu
Setiap yang cantik diaku keponakan
[Padahal sih keponakan orang..]
Jalan-jalan naik delman
Keliling kota hingga senja
Teman mengaku teman
Kalau ada maunya saja
Kunang-kunang berlaksa-laksa
Di waktu hujan badannya basah
Pinjam uang setengah memaksa
Bayar hutangnya sangat susah
Pagi hari tanam bawang
Ada ular berkelat kelit
Seringkali minjam uang
Giliran dipinjam sangat pelit
Sindiran Teman Berkhianat
Biasanya yang ngaku teman bisa jadi dia juga musuh yang ada di dalam selimut, diam-diam temanmu sendiri yang menghianatimu dari belakang, tentu ini adalah perbuatan yang tidak terpuci dan harus kita hindari, namun apa boleh dikata kalau hal seperti ini sudah terjadi, maka dari itu kita bisa mengingatkan teman kita yang memiliki sifat penghianat dengan cara berpantun.
Hidup bahagia karena iman
Nafsu maksiat akan terkekang
Bagaimana disebut teman
Dia menusuk dari belakang
Raja membangun satu dinasti
Jangan ada yang mencelakai
Lain di mulut lain di hati
Berteman hanya melukai
Obat tabib sangat manjut
Badan sakit ditutup selimut
Kusangka teman yang jujur
Rupanya musuh dalam selimut
Cari baju pergi ke pekan
Berjalan kaki perlahan-lahan
Berkali-kali sudah dimaafkan
Jangan lagi ulang kesalahan
Dahulu elok si gandaria
Indah bagaikan bunga taman
Daripada kehilangan bahagia
Lebih baik kehilangan teman
Bagus hati bila tabah
ketika membaca surat biru
Jika dinasehati tak juga berubah
Baiknya kucari sahabat baru
Leher sakit suaranya serak
Hendaklah harus segera diobati
Jika kamu ingin berak
Jangan lupa di kamar mandi
Berenang-renang dipinggir kali
Kali deras sangatlah garang
Jangan mudah berkecil hati
Jika kamu ditolak orang
Habis nangis ingin makan
Terlebih lagi saat pagi
Bau mulut tak tertahankan
Karena tidak menggosok gigi
Ingin sehat minum jamu
Baru dibeli di pasar tadi
Terasa bau disebelah mu
Ternyata ada yang tidak mandi
Tai ayam pastilah menjijikan
Tapi tidak setelah membeku
Kurasakan bau yang mengerikan
Keluar dari celana temanku
Di sawah banyak belalang
Ada satu yang menempel di mata
Rasa malu yang tak akan hilang
Kalau terpeleset di depan wanita
Habis makan, makan mangga
Lalu cuci bekas loyangnya
Kalau kamu rajin olahraga
Wajar saja dadamu bisa bergaya
Tak bosan ku pandangi dirimu
Sambil kuingat semua janji
Kadas kurap menutupi kulit mu
Mungkin karna jarang mandi
Dua tiga makan sagu
Empat lima makan wajik
Kalau ada orang begu
Belum tentu kita lebih baik
Pak polisi badannya tegap
Tapi mereka juga manusia
Meski dia orang gagap
Jangan remehkan kemampuannya
Terbang tinggi diatas awan
Terbang bersama bidadari
Sok-sokan tampang rupawan
Tapi tidak mengukur diri
Pulpen hilang diatas meja
Hilang saat menikmati rujak
Orang kaya di puja-puja
Orang miskin di injak-injak
Orang india memakai sari
Jangan lupa pakai peniti
Banyak orang menjual diri
Jadi apa Bangsa ini nanti
Beli makan gak punya uang
Gak taunya ketemu pak menteri
Sungguh merugi menghina orang
Akan berbalik ke arah sendiri
Punya harta lalu dipendam
Harta dipendam didalam peti
Untuk apa balas dendam
Malah tambah gelisah hati
Kita jalani masa kini
Kita lupakan masa lalu
Buat apa sih hidup ini
Kalau shalat saja tidak mau
Di Borneo ada batubara
Ada juga di sungai Musi
Susah-susah jadi perwira
Jangan sampai terhimpit ekstasi
Kalau lapar harus mangan
Kalau sakit bisa mimisan
Orang putih bahan perbincangan
Orang gelap bahan pelampiasan
Kasur nyaman diberi pegas
Tapi harus diberi celah
Jangan langsung tancap gas
Periksa dulu apa yang salah
Hati ini sekuat baja
Tapi pasti bisa termakan
Si kaya sakit seperti raja
Si miskin sakit dipermainkan
Si Uis gemar menari
Gerakannya cukup lumayan
Kuat bergadang di malam hari
Sampai ngiler di sekolahan
Sore-sore makan tape
Tape manis baru dibeli
Pandang terus layar hape
Biar bisa nyebur ke kali
Pak Yose jadi kuli
Biasa pulang gerimisan
Jangan suka kamu menuli
Nanti jadi tuli beneran
Baca Juga : 100 Pantun Penmbuka dan Penutup Pidato yang sangat Menghibur
Pantun Sindiran Lucu
Disini saya juga memiliki koleksi pantun sindirian yang superlucu, bahkan kamu sendiri bisa ikutan ketawa saat membaca pantun sindirian lucu dibawah ini. Nah, buat kamu yang mau melawak atau menhibur teman yang sedang galau menggunakan pantun sindiran maka dapat mengutip kumpulan pantun sindiran dibawah ini!
Jalan kaki pergi ke sawah,
Jangan lupa pakai sepatu,
Katanya mau fokus sekolah,
Ternyata malah punya pacar baru.
Hari Minggu pergi ke Surabaya,
Mengunjungi rumah keponakan,
Katanya buang mantan di tempatnya,
Tanpa sadar padahal dia juga mantan.
Melihat bibi membuat batik,
Cairan disentuh jadi lengket,
Kita berpisah secara baik-baik,
Kenapa harus menyindir di Sosmed?
Hari libur pergi jalan-jalan,
Menuju pantai Menganti,
Ngasih kode buat balikan,
Sorry, pisang berbuah hanya sekali.
Sarapan pagi dengan ketan,
Setelah sarapan menyiram bunga,
Bukan aku rindu mantan,
Hanya ingat hutangnya saja.
Bangun pagi di hari Minggu,
Untuk mencuci sepatu dan baju,
Punya mantan sok cantik mulu,
Gak sadar dulu cium kakiku.
Dua tiga anak nelayan,
Pergi ke muara menangkap ikan,
Kalo udah jadi mantan,
Gak usah diingat mending lupakan.
Mangga mentah jangan dimakan,
Tunggu dulu satu pekan,
Untuk apa mengenang mantan,
Karena dia bukan pahlawan.
Jalan-jalan ke Pekanbaru,
Jangan lupa membeli nangka,
Katanya gak bisa hidup tanpa aku,
Sekarang masih hidup gak ya?
Melihat pekerja membuat aspal,
Istirahat sejenak di tengah hari,
Pamer pacar baru di media sosial,
Hello, kamu pikir aku sakit hati?
Pulang sekolah langsung makan,
Makannys dengan goreng kentang,
Katanya teman beneran teman,
Tapi menusuk dari belakang.
Pulang mancing langsung ke rumah,
Di perjalanan turun hujan,
Ketika bersama sangat ramah,
Bersama orang lain, kita diceritakan.
Sungguh indah bunga di taman,
Ada mawar dan bunga kamboja,
Katanya teman mengaku teman,
Kalau ada maunya saja.
Pergi sekolah naik sepeda,
Ketika pulang langsung ke rumah,
Pinjam uang setengah memaksa,
Bayar hutangnya sangat susah.
Lepaskan ternak dari kandang,
Membabat rumput dengan celurit,
Seringkali minjam uang,
Giliran dipinjam sangat pelit.
Pisau tajam mengenai kaki,
Darah mengalir ke lantai,
Lain di mulut lain di hati,
Berteman hanya melukai.
Pergi berburu ke dalam hutan,
Pulangnya membawa sebatang rotan,
Berkali-kali sudah dimaafkan,
Tapi selalu ulangi kesalahan.
Ambil lidi untuk sapu halaman,
Semua disapu hingga bersih,
Ada orang ngakunya teman,
Tapi rupanya pengen yang lebih.
Jalan-jalan ke Pariaman,
Jangan lupa naik kuda bendi,
Bau mulut tak tertahankan,
Karena jarang gosok gigi.
Pergi ke sekolah pakai sepatu,
Letakkan tas dalam leci,
Kadas kurap menutupi kulit mu,
Mungkin karna jarang mandi.
Menikahkan teman ke penghulu,
Calon istrinya cantik jelita,
Kukenalkan kamu pada temanku,
Sekarang kalian malah main mata.
Di kamar adik banyak nyamut,
Jangan lupa anti nyamuk dibakar,
Aku tau kamu dia sibuk,
Sampai tak bisa memberi kabar.
Tas mahal dari kulit,
Harganya tidak main-main,
Bagaimana hati tidak sakit,
Melihat kekasih dengan yang lain.
Pergi bekerja jam delapan,
Pulangnya pergi mencari ikan,
Lelah diriku berkorban,
Betapa tega kau meninggalkan.
Ambil parang untuk membabat,
Rumput sudah setinggi lengan,
Punya pacar gini amat,
Malah kentut di keramaian.
Jalan-jalan ke Jakarta,
Singgah sejenak makan duku,
Tidak salah jika sendawa,
Tapi jangan didepan orangtuaku.
Ke rumah paman naik sepeda,
Sepeda bergoyang terkena batu,
Jika memang tidak cinta,
Mengapa tak kau katakan dari dulu.
Makan siang goreng kentang,
Campur dengan ikan asin,
Katanya cinta katanya sayang,
Besoknya jalan sama yang lain.
Simpan baju dalam lemari,
Sepatu letakkan di bawah meja,
Kalau terus-terusan begini,
Hubungan tidak akan bertahan lama.
Hujan lebat di hari Sabtu,
Air sungai menjadi keruh,
Kadang cinta seperti itu,
Kita berkorban, dia malah menjauh.
Menjemur kain di atas batu,
Angkat sebelum turun hujan,
Jikalau ingin pendidikan maju,
Jangan korupsi dana pendidikan.
Potong kain dengan gunting,
Buat busana dengan mesin obras,
Bagaimana Indonesia mau bersaing,
Apa-apa dikorupsi dengan ganas.
Awan cerah berwarna putih,
Menjadi hitam ketika hujan,
Bagaimana korupsi akan bersih,
Bila koruptor ringan hukuman.
Simpan jarum dalam peti,
Buang sudah pecahan kaca,
Apa jadinya negeri ini,
Bila pemimpin cuma pandai bicara.
Jakarta adalah ibukota,
Kota metropolitan itu Surabaya,
Sebelum terpilih banyak janjinya,
Setelah terpilih, dia kemana ?
Ke pasar raya naik sepeda,
Ditengah jalan bocor bannya,
Katanya bakal majuin desa,
Setelah duduk eh pindah ke kota.
Pagi-pagi berangkat sekolah,
Bawa sarapan telornya gosong,
Janji politik sampai tumpah-ruah,
Setelah terpilih, aksinya kosong.
Ke Bandung naik Kereta,
Sekaligus ke Surabaya,
Kalo cuman bicara aja,
Burung Beo juga bisa.
Masak gulai dengan garam,
Campur pula dengan terasi,
Bagaimana kami tidak geram,
Janji tak ada yang terpenuhi.
Pagi hari bersihkan kaca,
Susun kain dalam lemari,
Kalau bapak banyak bicara,
Tolong seimbangkan dengan aksi.
Putih-putih burung merpati,
Laut dalam warnanya biru,
Ini negeri yang demokrasi,
Bukanlah negeri yang lucu.
Jalan-jalan naik delman
Keliling kota hingga senja
Teman mengaku teman
Kalau ada maunya saja
Kunang-kunang berlaksa-laksa
Di waktu hujan badannya basah
Pinjam uang setengah memaksa
Bayar hutangnya sangat susah
Pagi hari tanam bawang
Ada ular berkelat kelit
Seringkali minjam uang
Giliran dipinjam sangat pelit
Akhir Kata
Nah, itulah kumpulan Pantun Sindiran Lucu Untuk Teman Dan Pacar yang dapat saya sajikan, semoga koleksi pantun ini dapat bermanfaat dan bisa menjadi referensi bagi sobat semua. Pesan saya satu lagi jangan lupa baca juga koleksi pantun yang tak kalah seru dibawah ini, sekian yang dapat saya sajikan sampai jumpa di koleksi pantun yang lainnya.