Tarian Tradisional Daerah Jawa Barat Lengkap dengan Gambar dan Penjelasannya – Tari Tradisional dari daerah Jawa Barat yang harus di jaga dan dilestarikan, Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang kaya akan tempat wisata, selain itu daerah ini ternyata memiliki beberapa kebudayaan yang cukup beragam dan tentunya ini harus dilestarikan. Untuk membangkitkan semangat rasa cinta kita kepada kebudayaan lokal yang ada di Jawa Barat maka kami akan menyuguhkan sebuah artikel yang akan mengulas seni tari Tradisional yang ada di Jawa Barat. Untuk itu, silahkan kalian simak ulasannya dibawah ini!
Tarian Jawa Barat
Jika ditahun sebelum Virus Corona menyerang maka akan sering terlihat diadakannya pagelaran alat musik tradisional atau pun tari tradisional di kota Bandung, Karawang, Cirebon, Majalengka dan daerah yang lainnya,. Namun karena adanya serangan Virus Corona ditanah air ini membuat pagelaran seni tari tersebut menjadi terhenti, bahkan agenda festival tahunan terpaksa untuk ditiadakan sementara waktu sampai menunggu informasi bahwa Virus Corona ini benar-benar hilang dan keadaan menjadi aman.
Yang perlu kita waspadai adalah, walau beberapa tarian tradisional seperti Seni Tari kerap kali hanya dipentaskan untuk hiburan Rakyat, namun hal ini cukup memberi kesadaran pada masyarakat sekitar termasuk kita untuk menjaga kelestarian kebudayaan Indonesia, karena kebudayaan yang tak dijaga dengan baik kerap kali dicuri oleh negeri lain. Nah, tanpa banyak basa-basi lagi disini sudah saya rangkum beberapa daftar nama Seni Tari Jawa Barat yang bisa kalian pelajari nantinya, silahkan simak ulasannya berikut ini!
13 Tarian Tradisional Daerah Jawa Barat :
1# Tari Topeng Cirebon

Pembahasan yang pertama ini adalah Seni Tari Topeng, atau biasa dikenal dengan tari topeng Cirebon. Dari namanya saja kita pasti sudah bisa menebak asal dari Tari Topeng ini, ya benar yaitu berasal dari Cirebon.
Jadi, Tari Topeng Cirebon ini diambil dari cerita rakyat tentang kehidupan Sunan Gunung Jati yang mana pada saat itu sedang menguasai kota Cirebon Jawa Barat. Dimana pada suatu saat beliau diserang oleh Pangeran Welang. Pada saat itu Sunan Gunung Jati diserang dan tidak bisa menandingi kekuatan sakti mandraguna Pangeran Welang dan terancam kalah.
Dari kisah itulah maka terlahirlah sebuah tari topeng yang ada di daerah Cirebon, yang mana dengan cepat menyebar ke daerah-daerah lain seperti Indramayu, Brebes, Losari, Subang, dan Jatibarang. Penari Tari Topeng ini biasa disebut dengan dalang (orang yang memerankan sebuah tokoh). Jumlah Penari Tari Topeng pun tidak disyaratkan, terkadang penarinya ini solo (tunggal) atau bahkan bisa lebih dari 2 orang.
Seiring berkembangnya jaman dan kemajuan teknologi serta kemajuan pola pikir manuisa, maka dengan berkembangnya tarian topeng ini, maka warna topeng pun menjadi bervariasi, bahkan bentuk topengnya hingga terbagi menjadi 13 jenis, setiap warna topengnya memiliki makna khusus, dan dalam satu warna terbagi beberapa bentuk topeng dengan karakteristik yang berbeda-beda.
Akhir-akhir tahun ini warna topeng yang sering digunakan adalah warna putih dan merah. Bentuk topeng yang digunakanpada saat menari pun dipilih tergantung background temanya.
Kostum yang digunakan oleh para penari tari topeng adalah kain batik Cirebon bergaya Losari. Musik pengiring Tari Topeng ini menggunakan tetaluan, ombak banyu, rumyang, pamindo, barlen, bendrong, dan gonjing pangebat. Bagaimana, dengan ulasan ini apakah kalian sudah tertarik ingin mempelajari lebih detailnya tentang Tari Topeng Cirebon?
2# Tari Merak

Ulasan seni tari yang kedua yang ada di Jawa Barat adalah Tari Merak. Tari merak ini diciptakan oleh Raden Tjetje Somantri, tari mMerak ini tepatnya berasal dari tanah Pasundan. Tari ini terinspirasi dari burung merak yang mana jaman dulu Burung Merak ini sebagai lambang mahkota yang sangat indah.
Untuk membawakan tarian yang elok dan indah maka para penari hanya menari dan melenggak lenggok sembari mengibaskan sayapnya bak seekor burung merak Jantan yang sedang memikat sang betina. Walau begitu, tarian Merak ini mengutamakan seni keindahan dan kecantikan. Tidak heran, apabila para penonton yang melihat tarian Merak ini akan terkagum-kagum.
Untuk membedakan tarian ini dengan tarian yang lainnya sangat gampang, ciri khasnya untuk tari Merak ini yaitu apabila seorang penari menggunakan mahkota, dan berpakaian seperti kamben namun coraknya seperti burung merak. Di zaman ini memang sudah canggih, tentu kamu bisa gampang memesan atau langsung membeli 1 set pakaian tari merak dengan harga 2-4 juta.
Jumlah penari Tari Merak ini biasanya 3 orang, namun terkadang hanya beranggotakan 2 orang saja, bisa ditarikan dengan berpasangan. Musik pengiring Tari Merak ini adalah gamelan. Tarian ini termasuk tarian yang sangat populer dan terkenal di dalam negeri maupun di luar negeri, kita patut membudidayakan kesenian tanah air ini, termasuk tari Merak dan satunya tarian tradisional yang ada di masing-masing daerah.
3# Tari Wayang

Ulasan seni tari yang ke tiga yaitu ada Tari Wayang. Setelah ada kesenian wayang golek, ternyata ada tariannya louh, Tari ini disebut dengan Tari Wayang, alasannya karena latar belakang tarian ini seperti cerita wayang. Biasanya karakter penari diambil dari salah satu karakter wayang golek, dengan gerakan tariannya mengikuti alur cerita.
Adapun untuk gerakan tarian ini terkadang seperti sedang berkelahi atau perang, tergantung temanya. Jumlah penari pun dibebaskan. Keunikannya tarian ini yaitu bisa di bawakan lebih banyak ditarikan oleh laki-laki.
Sekarang ini jenis tari wayang pun telah terbagi menjadi 3 kelompok yaitu Tari Tunggal, Tari Berpasangan, dan Tari Massal. Pakaiannya pun disesuaikan dengan karakakter wayang itu sendiri, biasanya laki-laki menjadi Arjuna atau Abimanyu. Dan wanita menjadi Subadra atau Arimbi. Musik pengiring tari wayang adalah gamelan yang berasal dari Jawa Barat.
4# Tari Ketuk Tilu

Tari Ketuk Tilu berasal dari Sunda, Jawa Barat. Kata tilu kalau diartikan ke bahasa Indonesia artinya tiga. Menurut sejarahnya ada kemungkinan nama ketuk tilu diambil karena iringan musik untuk tari ini mengeluarkan 3 suara.
Dahulunya, tarian ini dipentaskan sebagai penyambutan datangnya masa panen dengan tujuan ungkapan rasa syukur pada Dewi Sri. Namun seiring dengan zaman, tarian ini bersifat hanya hiburan saja. Biasanya penarinya berpasangan namun terkadang juga solo dancer, dalam gerakan tari Jaipoing selalu menggunakan gerakan goyang, muncid, geol, gitak, dan pencak.
Kostum yang digunakan untuk pria adalah baju kampret, celana pengsi dengan atribut golok. Sedangkan untuk wanita, menggunakan kebaya dan sinjang dilengkapi selendang dan beberapa atribut seperti gelung, sabuk, dan kalung. Musik pengiringnya adalah gong, kecrek, kulanter, rebab, kempul dan kendang besar.
5# Tari Jaipong

Siapa yang tidak kenal dengan tari Jaipong? Semua orang sudah tau Jaipong berasal dari Sunda, diciptakan oleh Gugum Gumbira. Tarian ini sangat dilestarikan oleh orang-orang yang mencintai budayanya, sampai-sampai dibuka komunitas penari Jaipong.
Tidak heran, tarian ini menjadi salah satu tarian khas Jawa Barat dan dipentaskan bila ada acara-acara pemerintahan, dan ketika acara pernikahan. Selebihnya tentang tarian ini kamu bisa baca di artikel sebelumnya tentang 9 Macam Kesenian Tradisional Khas Sunda.
Dulu gerakan tarian ini membuat kontroversi karena mengedepankan gerakan erotis dan keindahan dalam berlenggak lenggok. Terlebih saat tahun 1980, tari Jaipong sempat disiarkan disalah satu chanel TV dan membuat tarian tersebut dikenal masyarakat luas.
Bagusnya, Tari Jaipong telah diakui oleh berbagai negara, negara Indonesia pun pasti bangga. Saya berharap para seniman generasi penerus dapat mempertahankan kesenian tradisional dan menggali seni lebih dalam lagi. Kalau difikir-fikir, bila saja tarian ini dikombinasikan dengan gerakan modern, maka akan lebih bagus hasilnya. Tetap ada unsur tradisional, namun mengikuti perkembangan zaman. Bisa kita ambil contoh penari tradisional modern Sandrina.
6# Tari Keurseus

Tari Keurseus berasal dari tanah Sunda, kata ‘keurseus’ itu sendiri berasal dari bahasa Belanda yang artinya kursus. Tarian ini dari seniman asal Cirebon. Awalnya tarian ini ditarikan oleh 2 orang yaitu Bapak Kontjer dan Bapak Wentar, diluar dugaan tarian ini disenangi oleh masyarakat, maka banyak orang yang ingin belajar tarian ini. Hingga sekarang, peminat tari Keurseus adalah pria.
Tari Keurseus pun dibagi menjadi 3 jenis yaitu tari gawil, kawiran dan lenyepan. Gerakan tarian keurseus hampir mirip dengan gerakan tari Tayuban. Tapi dalam 3 jenis itu, masing-masing jenis memiliki karakteristik masing-masing.
7# Tari Buyung

Tari buyung adalah tarian khas masyarakat kuningan yang di laksanakan pada perayaan upacara adat seren taun. Tarian ini sudah ada pada zaman sebelumnya yang dipercaya sebagai warisan budaya masyarakat kuningan. Tari Buyung ini berasal dari Kabupaten Kuningan provinsi Jawa Barat. Biasanya tari ini akan diadakan dalam rangka upacara Seren Tahun Jawa Barat. Tari ini dapat dikatakan sangat unik dan menarik serta berbeda dengan berbagai jenis tarian adat Indonesia.
Ditanggal 18 raya agung akan dimulaikan upacara tersebut sebagai penyambutannya saja. Sedangkan, ditanggal 22 raya agung akan dilaksanakannya sebagai tanda pembukaan panen padi yang merupakan puncak upacara. Upacara tersebut akan berlangsung dalam jangka waktu selama 1 minggu.
Adat istiadat dari upacara Seren ini mengartikan kalau setiap warganya akan mengucap syukur pada Tuhan yang telah memberikan penghasilan dari panen padi. Upacara Seren ini sudah ada sejak Kerajaan Pajajaran, dan diawali untuk mengagungkan Nyi Pohaci Sanghyang Aci.
Di masa itu hanya menjadi sebuah kepercayaan secara Animisme ataupun Dinanisme dalam memuja arwah dari nenek moyang dengan kekuatan alam yang disertai dengan ajaran Hindu maupun Buddha. Secara umum, Tari Buyung menceritakan tentang bagaimana seorang wanita yang akan pergi ke sebuah sungai yang berada di Pancoran Ciereng dengan memakai buyung.
Untuk buyungnya terbentuk dari gerabah yang membentuk gentong, dan kemudian akan dibakar dengan suhu yang mencapai 1000 derajat celcius. Dimana ini akan menghasilkan buyung terkuat.
Tarian ini dihasilkan dari kreasi Emilia Djatikusumah yang merupakan seorang istri dari yang dituakan, siapa lagi kalau bukan Pangeran Djatikusumah di tahun 1969. Dimana is mengamati seorang gadis yang mengambil air sehingga terjadilah gerakan tari buyung. Dengan adanya perkembangan jaman, maka tari ini sudah dikenal oleh berbagai masyarakat. Tad tersebut pernah menerima berbagai macam penghargaan yang berasal dari masyarakat yang ada disekitarnya. Bahkan, para wisatawan yang ada di Indonesia maupun manca negara sudah mengenal dengan tarian ini.
Oleh karena itu, tarian yang satu ini menjadi tarian yang bukan dikenal secara personal melainkan secara umum. Maka dari itu, popularitas dari tarian ini sudah tidak asing lagi untuk didengarkan oleh banyaknya masyarakat Indonesia.
Penari yang terlibat dalam tarian ini akan mengenakan pakaian kebaya yang disertai dengan selendangnya untuk digunakan sebagai ikat pinggang. Selain itu, adapun kain batik yang telah dilipat dan digunakan pada bagian kepala serta rambut disanggul.
8# Tari Ronggeng Bugis

Ronggeng Bugis adalah ronggeng yang berasal dari Bugis, Sulawesi Selatan. Keberadaan Ronggeng Bugis ini berawal saat Sunan Gunung Jati pada tahun 142 Masehi menyatakan kemerdekaan negara Cirebon, yang terlepas dari kekuasaan Maharaja Pakuan Pajajaran. Pada saat itu, negara Cirebon memiliki pasukan Telik Sandi (Prajurit Sandi Yuda) yang melakukan kegiatan spionasi di wilayah Pajajaran untuk mengetahui reaksi dari pernyataan kedaulatan penuh negara Islam Cirebon.
Pasukan tersebut merupakan yang anggotanya terdiri atas orang-orang berani, bermental kuat serta pandai menyamar. Menurut sumber tradisi lisan, dalam perjalanan waktu yang panjang, kerajaan Cirebon dibantu prajurit-prajurit Bugis, baik di Era Galuh, masa Portugis, maupun masa Kolonial.
Keberadaan prajurit Bugis dalam waktu cukup lama telah menyebabkan mereka membentuk komunitas lengkap dengan budaya asal mereka. Secara umum, kata ronggeng adalah penari wanita atau tandak, primadona sebagai teman menari, misalnya pada tayuban. Bugis adalah nama tempat yang sekarang dikenal dengan Makasar.
Dengan demikian, pengertian Ronggeng Bugis adalah tarian yang berasal dari Bugis.
Menurut cerita, tari Ronggeng Bugis ini tercipta atau diilhami dari kisah sejarah masa lalu, saat Kerajaan Cirebon dibantu oleh Kerajaan Bugis, baik di era Galuh, masa Portugis, maupun masa kolonial. Ketika bantuan Kerajaan Bugis tidak diperlukan lagi, mereka kembali ke Bugis. Sebagian kecil sisanya meninggalkan diri karena telah merasa betah dan terikat perkawinan dengan orang Cirebon.
Pementasan Ronggeng Bugis diiringi oleh gamelan/waditra yang terdiri atas : kelenang, gong kecil, kendang kecil, kecrek, dan saron.
Para penari semuanya laki-laki yang menggunakan kebaya berwarna menyolok dan terang. Sanggul kecil ditempelkan di belakang kepala pada posisi miring. Make up menyolok dan gambar bibir yang miring sehingga perpaduan seluruh hiasan yang digunakan memunculkan kesan lucu yang mengundang tawa. Tata rias dan pakaian yang digunakan tidak selamanya baku. Semua dapat berubah-ubah sesuai dengan bayangan kesan yang akan mengundang gelak tawa penonton.
Jumlah penari pada satu pementasan tidak ditentukan secara khusus. Rata-rata berjumlah antara empat sampai dengan sembilan orang. Jumlah penari akan disesuaikan dengan luas arena pertunjukkan. Tarian tersebut rata-rata memerlukan arena cukup luas karena dilakukan dengan gerakan lincah; penuh gerakan atraktif; dan dilakukan oleh beberapa penar
9# Tari Sampiung

Tari Sampiung adalah tarian yang berasal dari Jawa Barat, zaman dulu biasanya tarian ini dipentaskan ketika menyambut Seren taun, ngaruat, pesta panen dan rebo wekasan, bahkan terkadang acara kepemerintahan RI.
Sampiung dan samping sangat mirip ya? Namun jangan salah tanggap, tari sampiung bukanlah tari samping. Nama sampiung diambil dari sebuah judul lagu zaman dulu.
Tarian ini pun memiliki beberapa sebutan seperti Tari Ngekngek dan Tari Jentreng. Jumlah penarinya tidak disyaratkan, kostum yang digunakan pun kostum sederhana yaitu kebaya, sinjang dan selendang, rambut dikondekan.
Yang terdapat pada gambar sebenarnya bukan tari sampiung, minim sekali wancana yang saya dapat untuk mendapatkan photo tari sampiung. Namun kostumnya tidak jauh dengan yang ada digambar. Musik pengiringnya adalah Jentreng, rebab, atau kecapi.
10# Tari Sintren

Tari sintren atau lais adalah salah satu kesenian tari tradisional penduduk Pulau Jawa, khususnya di daerah Cirebon sebagai asal dari tarian ini. Tarian ini juga cukup terkenal di pantai utara Jawa Barat dan Jawa Tengah, diantaranya seperti Banyumas, Brebes, Cirebon, Indramayu, Jatibarang, Kuningan, Majalengka, Pekalongan, Pemalang dan Tegal.
Tarian ini ada hubungannya dengan unsur mistis yang ada di dalam setiap pertunjukannya. Sebab terdapat ritual khusus untuk pemanggilan roh atau arwah, ritual inilah yang menjadikan tarian ini dikenal ada hubungannya dengan berbau mistis.
Catatan sejarah tentang asal-usul tarian ini adalah berawal dari cerita Sulandono selaku ki Bahurekso (Bupati Kendal) yang pertama hasil pernikahannya dengan Dewi Rantamsari yang diberi julukan Dewi Lanjar. Raden Sulandono menjalin kasih dengan seorang puteri dari Desa Kalisalak yang bernama Sulatih.
Tari sintren ini dilakukan oleh seorang gadis perawan yang akan diiringi oleh enam orang pemain gending. Iringan musik yang dimainkan tidak hanya gending saja, akan tetapi alat musik yang berbahan gambyung atau tembikar serta kipas dari bambu sehingga bisa menghasilkan alunan musik yang khas.
Unsur-unsur yang terdapat di dalam tarian ini mempunyai simbol masing-masing. Sang penari sintren, ialah si gadis perawan yang fokus sebagai pemain utamanya. Perlengkapan tambahan dalam tarian seperti kurungan besar, sesaji, tali dan kemenyan sebagai doa pemanggil roh bidadari.
Rangkaian gerakan adalah sebagai simbol roh bidadari telah masuk dalam tubuh gadis. Sebagai pelengkap dalam sebuah tarian, iringan musik tradisional dan tata rias penari disimbolkan digunakan bahwa si gadis telah dikendalikan oleh roh bidadari. Kostum yang digunakan umumnya menggunakan baju golek dan celana cinde.
11# Tari Angklung Bungko

Angklung Bungko adalah seni tari yang tumbuh besar di daerah Bungko, Cirebon Utara. Itulah mengapa pada penamaan tarian ini mengambil nama daerah tersebut. Awalnya ini adalah kesenian musik ritmis bermediakan kentongan atau kohkol yang terbuat dari potongan ruas bambu.
Pada perkembangan selanjutnya, seni ini menjadi sebuah tarian dengan diiringi alat musik gendang, angklung, tutukan, klenong, dan gong. Meskipun hingga saat ini belum diketahui siapa yang pertama kali menciptakannya, awal kelahirannya diperkirakan pada abad ke-17 yakni setelah wafatnya Sunan Gunung Jati.
Dalam sejarahnya disebutkan bahwa kesenian ini tercipta sebagai wujud kegembiraan masyarakat Bungko ketika berhasil memenangkan peperangan melawan pasukan Pangeran Pekik (Ki Ageng Petakan).
Kemenangan tersebut dimotori oleh Ki Ageng Bungko atau Ki Gede Bungko. Ia adalah Senopati Sarwajala (Panglima Angkatan Laut) di Kesultanan Cirebon yang memiliki pengetahuan dan taktik tempur yang tinggi serta keberanian yang luar biasa.
Seperti telah umum diketahui bahwa perkembangan suatu kesenian tidaklah terlepas dari perubahan-perubahan yang terjadi pada kesenian tersebut. Hal ini juga berlaku pada musik ritmis yang tercipta ditengah-tengah masyarakat Bungko ini.
Perubahan-perubahan tersebut berkenaan dengan pergantian beberapa alat musik yang menyertainya. Perkusi kentongan telah digantikan dengan Angklung yang ditambahkan pula instrumen Reog atau Dogdog. Pertunjukkan Angklung Bungko pun berubah bentuk menjadi mirip dengan seni pertunjukkan reog di Priangan (Sunda).
Tetapi tidak lama kemudian, Angklung Bungko pun mengalami perubahan kembali dengan membuang instrumen dogdog dan di ganti dengan kendang dan gong, kemudian memasukkan unsur tari. Dengan masuknya unsur tari, maka sejak saat itulah Angklung Bungko menjadi seni pertunjukkan musik dan tari.
12# Tari Topeng Dinaan

Tari Topeng Dinaan merupakan salah satu tarian yang berasal dari Jawa Barat sendiri, dimana tarian ini sendiri merupakan tarian yang biasanya dipertunjukkan setelah adanya pementasan Wayang Kulit pada upacara babarit sendiri. Selain sebagai pelengkap setelah upacara Babarit sendiri, Topeng Dinaan ini sendiri pun dipertunjukkan pada acara selamatan, khitanan, pernikahan, bahkan juga pada pesta kenegaraan ataupun hari-hari penting yang lainnya. Dalam topeng dinaan ini sendiri disajikan tari topeng watak yang terdiri dari tari topeng panji yang melambangkan manusia yang berkelakuan baik, bersih dan juga seperti bayi yang baru lahir. Dan juga ada beberapa watak tarian yang ada dalam tarian topeng dinaan sendiri yang disesuaikan dengan pergelaran dari tarian yang ada sendiri.
13# Tari Ronggeng Gunung

Ronggeng Gunung adalah sebuah kesenian tari yang tumbuh dan berkembang di wilayah Ciamis Selatan dan Pangandaran, yaitu seperti daerah Panyutran, Ciparakan, Banjarsari, Burujul, Pangandaran dan Cijulang.
Secara umum, kesenian ini hampir sama dengan ronggeng pada umumnya. Yakni dicirikan dengan penampilan satu orang atau lebih penari yang dilengkapi dengan gamelan dan nyanyian atau kawih pengiring.
Penari utamanya seorang perempuan yang dilengkapi dengan sebuah selendang yang berfungsi sebagai kelengkapan dalam menari. Selendang ini juga digunakan untuk mengajak lawan (laki-laki) untuk menari bersama dengan cara mengalungkan ke lehernya.
Yang membedakan adalah aura kesakralan yang melatarbelakangi terciptanya kesenian ini. Konon ia tercipta dari kepedihan hati dari seorang putri raja yang kehilangan suami yang amat dicintainya serta upayanya untuk balas dendam kepada sang pembunuh.
Tentang asal-usul Ronggeng Gunung ini ada beberapa versi yang berkembang. Versi pertama, kesenian ini diciptakan oleh Raden Sawunggaling.
Konon ketika itu Kerajaan Galuh dalam suasana kacau karena serangan musuh sehingga memaksa Sang Raja untuk mengungsi ke tempat yang aman. Dalam situasi yang gawat tersebut, Raden Sawunggaling datang dan menyelamatkan raja.
Sebagai ungkapan terima kasih, Raja Galuh kemudian menikahkan Raden Sawunggaling dengan putrinya. Ketika Raden Sawunggaling naik tahta menggantikan sang mertua, ia menciptakan sebuah tarian yang berfungsi untuk menghibur istana.
Penarinya dipilih yang betul-betul pandai menari, bersuara bagus dan cantik. Sehingga saat itu, penari ronggeng mempunyai status terpandang di masyarakat.
Versi kedua bercerita tentang seorang puteri yang ditinggal mati kekasihnya. Begitu bersedihnya, sehingga siang dan malam ia menangis meratapi kematian orang yang dicintainya itu.
Baca Juga : 20 Contoh Tari Tunggal yang ada di Indonesia
Akhir Kata
Nah, itulah ulasan mengenai Tari Jawa Barat Lengkap dengan Gambar dan Penjelasannya. Semoga dengan adanya artikel ini bisa memberikan referensi bagi Anda semua. Terimakasih sudah membaca ulasan ini. Semoga kita semua menjadi generasi bangsa yang selalu suka dengan kebudayaan lokal dan mampu untuk menjga aserta melestarikannya dengan baik.